PENGARUH BUDAYA DAN BIDANG KESEEHATAN

PENDAHULUAN
    Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering berkaitan dalam hal berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
     Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bias memberikan dampak positif maupun negatif dalam bidang kesehatan.

1.Perubahan Budaya dan Pola Pengembangan kesehatan
A.   Pengertian Perubahan Budaya
             Perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
            Perubahan budaya juga bisa timbul karena adanya modernisasi. Modernisasi muncul sebagai produk dari interaksi dan proses sosial di dalam masyarakat. Sebaliknya modernisasi itu secara bertahap akan berangsur-angsur mengubah pola pikir dan pola perilaku masyarakat guna terus menerus meningkatkan mutu kehidupan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
1)      Faktor intern
·         Perubahan demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus berubah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sector kehidupan contoh: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persediaan kebutuhan sandang,pangan,dan papan
·         Konflik Sosial
Konflik sosial dapat mempemgaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Contoh: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat di daerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama sama para transmigrasi.
·         Bencana Alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempengaruhi perubahan. Contoh: bencana banjir,longsor,letusan gunung berapi,masyarakat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
·         Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta,rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membebtuk tegalan. Perubahan demikian dapat merubah kebudayaan, hal ini disebabkan karna kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2)      Faktor Ekstern
·         Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
·         Penyebaran agama
Maraknya unsur-unsur budaya hindhu dan budha dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia, demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
·         Peperangan
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia umunya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
Pengaruh positif dan pengaruh negatif dari perubahan budaya:
1.      Pengaruh positif dari perubahan budaya
a.       Peningkatan penghasilan
b.      Peningkatan kelancaran perhubungan dan transportasi
c.       Peningkatan dalam bidang pendidikan,kesehatan dll.
2.       Pengaruh negatif dari perubahan budaya
a.       Pencemaran Lingkungan Alam
Sebagai contoh dalam dunia industri , semua orang membuat berbagai barang dengan tenaga manusia kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Hal ini mengakibatkan rusaknya ekosistem dilaut, disungai, dan didarat serta di udara akibat limbah mesin-mesin industri.
b.      Menurunkan solidaritas sosial
Dalam dunia pertanian di pedesaan, semua petani mengerjakan tanah, memelihara tanaman, dan menuai hasil dilakukan dengan gotong royong. Kemudian dibuat peralatan baru yang ternyata merusak dan menghentikan budaya gotong royong dari warga masyarakat pedesaan.
c.       Pergeseran nilai dan kemerosotan moral
Proses pergantian budaya lama dalam dunia industry dan peralatan manusia telah membuat segi kehidupan material maju dengan pesat sementara perkembangan dari kehidupan spiritual tetap dan bahkan cenderung terhimit waktu dan perhatiannya, Akibat dari tersisihnya segi kehidupan spiritual inilah timbul kemerosotan moral manusia.
d.      Meluasnya pandangan materialstis dan individualism
Dengan mekanisme industry dan kerja serta peralatan rumah tangga telah membuat orang menjadi sangat berorientasi pada perolehan materi dengan keuntungan diri dan kelompoknya. Hal ini terjadi secara besar besaran dewasa ini yang merupakan akibat dari perubahan dunia peralatan dan tata kerja manusia.
B.   Pola Pengembangan Kesehatan ( Pengembangan Sistem Kesehatan Masyarakat)
            Kesehatan masyarakat sangat penting bagi ketersediaan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang menentukan daya saing bangsa. Pembangunan kesehatan merupakan pembangunan investasi SDM berkelanjutan. Namun, diakui atau tidak, dewasa ini persoalan kesehatan masyarakat semakin kompleks, baik di pedesaan maupun perkotaan.
Beberapa akar permasalahan kesehatan,seperti:
a.       Kemiskinan dan Lingkungan
Menyebabkan masyarakat tidak berdaya untuk mengakses pelayanan publik karena terbebani oleh stigma-stigma tertentu.
b.      Faktor psikososial keluarga dan individu
Seperti stress, ketergantungan NAPZA ( Narkotika,psikotropika,dan Zat adiktif )
c.       Faktor yang berkaitan dengan anak jalanan,pekerja seks komersial,petugas kebersihan kota,remaja kota dan usia lanjut atau manula
d.      Keterbatasan jumlah tenaga medis di wilayah-wilayah pedalaman
Minimnya ketersediaan infrastruktur prasarana pelayanan kesehatan.
e.       Minimnya pelatihan tentang upaya perbaikan gizi masyarakat dengan pembudidayaan dan pemanfaatan berbagai sumber makanan nabati, seperti ubi ubian,kacang-kacangan dll yang dimiliki bangsa Indonesia.
f.       Minimnya penanganan gizi buruk,busung lapar,serta diare bayi dan balita.
g.      Perilaku masyarakat yang acuh tak acuh terhadap kesehatannya sendiri atau keluarga.
Dengan demikian, diperlukan pengembangan pola pendekatan kesehatan masyarakat yang melibatkan berbagai pihak. Pola pendekatan bukan secara medis saja, tetapi bagaimana melakukan pendekatan kombinasi secara medis, cultural, sosiologis, berdasarkan nilai-nilai dan keberagaman budaya bangsa Indonesia.
           Disatu pihak, penyakit-penyakit degeneratif, usia lanjut, masalah-masalah kesehatan ibu dan bayi, balita, gizi buruk, busung lapar, danpenyakit infeksi semakin menonjol. Fenomena-fenomena tersebut mnyebabkan biaya kesehatan menjadi semakin besar karena upaya kesehatan harus dilakukan dengan lingkup dan cangkupan yang makin luas. Hal tersebut diperkuat oleh proses industrialisasi yang berkembang begitu cepat akhir akhir ini, yang mempunyai dampak luas bagi bidang ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan fisik dan biologic. Oleh karena itu diperlukan system pendekatan yang bertumpu pada kerjasamalintas sektoral dan pendayaguanaan masyarakat luas untuk menciptakan habitus baru bagi warga bangsa bagaimana hidup sehat.
Beberapa pendekatan pengembangan system kesehatan masyarakat antara lain:
1.      Pendekatan WHO dan Depkes
Badan kesehatan dunia (World Health Organization-WHO) mendevinisikan sehats sebagai “ keadaan sejahtera/sehat dari fisik, mental,/rohani, dan sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit, cacat, serta kelemahan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”
Untuk sehat secara fisik maka ekonomi seseorang harus baik. Hal ini masih menjadi beban masyarakat miskin karena tidak tersedianya pangan yang cukup, daya beli masyarakat yang rendah, gagal panen, dan kesulitan distribusi. Akan tetapi,ekonomi hanyalah sebagai tujuan antara,karena masih harus sehat sosial,mental,dan religious/rohani.sedangkan kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : faktor genetik,lingkungan,perilaku dan faktor pelayanan kesehatan.
Deklarasi WHO (1978) di Alma Ata tentang Health for all merekomendasikan beberapa oarameter uaya kesehatan primer, antara lain:
1.      Pendidikan mengenai masalah-masalah kesehatan dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit.
2.      Peningkatan keadaan gizi.
3.      Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai.
4.      Upaya kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana.
5.      Imunisasi terhada penyakit-penyakit menular
6.      Pencegahan dan pengendalian enyakit endemikyang menyebar di tingkat local secara cepat.
7.      Pengobatan/penatalaksanaan yang tepat terhadap penyakit umum
8.      Menyediakan obat-obat esensial
Rumusan paradigma sehat yg diluncurkan Departemen Kesehatan :
1.      Lingkungan yang bebas dari polusi
2.      Tersediannya air bersih
3.      Sanitasi lingkungan yang memadai
4.      Perumahan dan pemukiman yang sehat
5.      Perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan
6.      Terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa
Pendekatan system kesehatan masyarakat yang melibatkan berbagai pihak berpandangan bahwa kesehatan bukan hanya berpusat pada kekuasaan dan tanggung jawab pemerintah-Depkes, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat itu sendiri. Pemerintah bertindak sebagai regulator dan pengendali mekanismepersaingan sehingga masyarakat Indonesia nantinya adalah masyarakat yang berperilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terpaparnya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya, masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang berlangsung di berbagai daerah pada akhirnya adalah berhasil dan berdaya guna serta merata bagi semua orang sehingga memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2.      Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan di atas akan tumbuh dan berkemnbang sampai akar rumput masyarakat jika proses sosialisasinya dilandasi pendekatan proses pembelajaran yang sistematis, praktis, terukur, dan berkelanjutan.
3.      Pendekatan terhada masalah
Dalam praktiknya di lapangan, berbagai persoalan kesehatan masyarakat yang dijumpai tidak selalu sama antara wilayah yang satu dengan wilayah lainnya. Pendekatan system kesehatan masyarakat yg lebih mengikutsertakan berbagai pihak sebagai tim kesehatan membutuhkankan kepaduan, keselarasan, dan kesamaan visi mengenao sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Lebih dari itu adalah bagaimana membangun suatu tim kesehatan yang dapat menjadi motivator bagi masyarakat.
4.      Pendekatan asuransi
Sebagiab besar masyarakat Indonesia kini masih dihadapkan pada kesulitan untuk mengakses pelayanan kesehatan dan obat yang murah, Kebijakan emerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) setiap tahun telah berdamak pada kenaikan harga obat opbatan di pasaran. Bagi mereka yang memiliki asuransi mungkin tidak menjadi soal, namun bagi masyarakat yang belum mengenal asuransi, merupakan pukulan dan tekanan psikologis serta beban sosial-ekonomi.
Pembangunan kesehatan kini bukan sekedar tanggung jawab pemerintah/Depkes semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat. Pemerintah tetap menjalankan fungsinya sebagai regulator dan pengendali pasar.
Permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat yang kian kompleks, membutuhkan peran aktif berbagai kelompok masyarakat untuk m,encari alternatif pentelesaian masalah yang dihadai masyarakat, baik alternatif penyelesaian medis maupun non medis. Melalui pola pendekatan berbagai kluster, diharapkan mampu menumbuh kembangkan semangat dan perilaku sehat masyarakat yang bermutu dan berkelanjutan.
C.  Kesinambungan antara Perubahan Budaya dan Pola Pengembangan Kesehatan
       Perubahan budaya yang mengarah pada perubahan kondisi mendasar fisik sangat berpengaruh pada      
Kesehatan. Contohnya;  Suhu ekstrim atau tingkat radiasi ultraviolet yang bisa disebabkan karena  
penggunaan AC dapat memmpengaruhi biologi manusia dan kesehatan secara langsung misalnya sejenis 
kanker kulit.
         Faktor kesibukan yang semakin meningkat masyarakat di era globalisasi ini lebih senang mengkonsumsi makanan instan atau siap saji karena dirasa lebih praktis, padahal zat-zat yang terkandung dalam makanan instan dapat membahayakan kesehatan.
           Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuandan teknologi,sangat bermanfaat dalam pola pengembangan kesehatan, mengingat semakin kompleknya masalah kesehatan saat ini, karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menciptakan tenaga kesehatan yang professional, terampil, inovatif, dan beretika.

Comments

Popular posts from this blog

Membuat DHCP,DNS, dan WEB server pada Packet Tracer

Integrasi Streaming VLC PC & Android

Pengantar Komputer Parallel

TEORI KOMPUTASI